Friday, April 28, 2017

SENJA DI ASRAMA



Suara adzan subuh yang merdu mengusik tidurku yang pulas ini. Suasana pagi ini begitu ramai, suara bergurau para santri terdengar hingga luar asrama. Inilah Aku dan kehidupanku yang jauh dari keluarga, hidup di sebuah asrama pondok pesantren yang setiap harinya memantau para santri maklum karena aku disini adalah seorang lurah pondok. Studi sarjana Bahasa arab yang aku tempuh selama 4 tahun kini sudah di wisuda. Kini tinggal pilihanku antara mengabdi dengan meneruskan jenjang. Lalu aku sowan ke ndalem pak kiyai untuk menanyakan masalah hal ini “assalamualaikum Pakyai”.

“waalaikum salam  warohmatullahi wabarokatuh ono opo zaki” jawab pakyai.
“Gini pak Yai aku sudah wisuda  kemaren aku bingung pakyai antara meneruskan atau ngadi disini”
“yen Kamu pengen neruskan monggo, yen kamu pengen ngabdi disini juga monggo, kalu kamu masih bimbang kamu neruskan saja dulu sampai selesai baru kamu kembali lagi kesini”.
“Ooh njih pak yai aku anut pak yai aja, terimakasih pak yai wassalam......”
Akhirnya aku pun memilih untuk melanjutkan S2 di Mesir. Aku pamit sama pak yai dan keluargaku di rumah. “Bu Pak Aku pamit dulu dan adik jangan nakal ya”. (sambil ku peluk erat tubuh bapak dan ibuku
“iya nak hati disana ya, Jaga diri baik disana jangan buat ulah lakukan aja sesuai jalannya”. Ibuku tak kuasa menahan airmata kepergian ku.
“Insya allah Zaki 4 tahun disana buk pak”.
Barang- barang sudah ku kemas rapi, aku langsung pergi naik bus menuju bandara. Di bandara aku masih harus menunggu hingga malam, karena pesawat yang aku tumpangi berangkat malam hari. 4 jam aku tiba di mesir, langsung mencari kendaraan umum untuk menuju asrama baruku.
“ahlan wasahlan ya akhi” sapa salah satu murid disini.
“syukron”jawabku yang masih belum lanyah berbahasa arab.
“min aina anta?(dari mana asalmu)”.
“Ana min Indonesia”.
“Ooh Indonesia saya juga dari indonesia, hah inilah asrama kita, perkenalkan saya Alvin Siapa namamu nak?”.
“Saya Zaki”.
“selamat gabung dengan kami nak”
“terimakasih”

Aku di ajak jalan-jalan kesana kemari dikenalkan smua tempat yang ada disini mulai dari kamar tidur hingga banyak hal. Ternyata tidak hanya orang mesir saja yang kuliah disini yang dari luar negeri pun banyak disini, salah satunya tadi alvin yang  juga dari indonesia.
Hari pertama aku mulai kuliah disini rasanya sangat senang aku bisa bertemu dengan banyak teman dari negara- negara lain, disini kampus mahasiswa dengan mahasiswi sangat dibedakan tempatnya pun berjauhan jadi aku jarang melihat mahasiswi disekitar kampusku. Kuliah ya bergaulnya sama anak laki- laki. Semua itu terus berjalan dengan lancar hingga  satu minggu, satu bulan, satu tahun, terus berjalan dengan lurus. Hari ini libur cuti Aku sama Alvin berniat untuk jalan- jalan dikota mesir ini. Aku berhenti di sebuah penjual es cream kecil, aku membeli dan menimatinya disitu juga sambil menikmati sejuknya udaa pagi.
“Yeah udaranya sangat sejuk ya Vin?” tanyaku sambil menikmati es cream yang ada di tanganku.
“wah iya dong, gimana kamu betah kan ? disini.?”
“pastinya disini anak enak ramah- ramah enggak kaya di indonesia orangnya pada sibuk.....”. ada dua orang wanita lewat didepanku mengalihkan pembicaraanku dengan alvin. Jarang aku melihat wanita disekitar kampus, dan ini beda wanita itu pun mengarahkan pandangan ke aku sambil tersenyum.
Kemudian Aku balas senyum juga.

“Heh jagan melamun” Alvin menyenggolku
“eh i iya vin... Subhanallah cantik sekai wanita itu ya vin..”
“Jangan menghayal kamu....”
“jarang- jarang aku melihat wanita secantik itu disini, dia senyum padaku pula....”
“wanita itu namanya Nadia...” Jawabnya Alvin yang membuat ku semakin penasaran.
“Kamu kenal dia vin? Gimana- gimana ceritain donng vin?”
“Dia kuliah di Kampus kita juga, dia juga dari Indonsia aku juga punya nomor handphonnya......”
“serius vin, sini minta... eh vin kenapa gak kamu pacarin aja vin...?”
“enggaklah aku khan inget yang di Rumah.”

Avin terus berbicara panjang lebar mengenai dia, sampai tak terasa haripun sudah mulai panas  aku kembali menuju asrama. Hari demi hari terus berjalan sedikit demi sedikit aku mulai tertarik dengannya, karena disini gak boleh saling bertemu laki- laki dengan perempuan yang belum muhrimnya jadi aku hubungi saja lewat handphon. Aku ajakin kenalan kesana kemari hingga pernah  tak ajakin ketemuan, yah meskipun gak boleh sampingan paling tidak Bisa melihat senyumnya yang manis. Hingga semua itu berlau satu bulan.

“eh zak amu suka kan sama nadia? Kenapa nggak kamu tembak aja?..” sambil berjalan ke asrama alvin mengobrol dengan ku.
“gimana bisa nembak ketemu aja gak pernah..”
“eeh khan ada handphone.. tembak aja lewat handphone.”
“oh iyaa okay..” dengan hati yang bergembira aku lari ke asrama dan aku langsung ambil handphone lalu menghubunginya.
“tuuuuut tuuuuut tuuuuut” dengan hati bedetak kencang, handphon terus berbunyi dalam benakku “ayo di angkat..” tak lama kemudian
“Assalamualaikum”. Suaranya begitu lemah lembut menambah detak jantungku semakin keras.
“w w wa aalaikum salam nadia suadah pulang dari kampus?”
“ooh Iya sudah dari tadi ini lagi di asrama ada apa?”
“g gi gini ak mau ngomong sama kamu...” dengan lagak bicara yang sedikit terbata bata Aku bica panjang lebar di handphone. Kini  badan ku mendadak demam hanphone, panas dingin rasanya saat ini. Sekian lama aku berbincang padanya hingga tak kenal waktu dan apa kata dia coba.
“aku juga suka sama kamu zaki”.
“Aaaaa yuhuuui vin vin... sini aku ceritain sama kamu, aku lagi bahagia nih vin”
“ada apa sih..”
“aku diterima sama nadia..”
“Beneran zak  yuhuuuy, selamat y zak”
“iya vin ini semua juga berkat kamu vin”.

betapa bahagianya hati ini, baru kali ini aku menembak seorang wanita yang begitu cantik di mataku. sekarang aku selau semangat untuk ber aktivitas karena ada sosok wanita yang selau menyemangatiku. Kita jalani taaruf ini tanpa bisa melihat dirimu tetapi aku yakin kamu adalah wanita ku. Aku juga sudah di kenalkan dengan keluarganya waktu liburan akhir semester tahun lalu, jadi aku sudah kenal dengan keluarganya. Dalam berjalannya waktu kini muncul dalam benakku untuk meminangnya tidak untuk apa- apa tetapi hanya untuk mengikatnya hingga halal. Dua tahun sudah aku menjalani kehidupan disini dan juga bersamanya, kini pas waktunya liburan usai ujian akhir semester aku harus bisa menyempatkan waktu untuk meminangnya. Aku menuju bandara dan memulai keberangkatan menuju jakarta, sesampai jakarta aku langsung menghubungi keluarganya, aku di jemput keluarganya untuk kerumahnya. Dirumahnya aku lansung terus terang bahwa tujuanku kesini untuk meminang putrinya. hanya cincin yang aku bawa, dan sedikit makanan yang aku beli di bandara tadi.

 Aku pulang kekampung halamanku, aku di sambut keluarga dengan sangat bahagia 2 tahun ku di negeri orang tanpa menengok kampung tercinta ini. hanya beberapa minggu saja aku di kampung halamanku aku kembali ke negara orang lagi untuk menjalani aktivitasnya sebagai seorang pelajar. yah.. biasalah yang namanya cinta ujian cinta itu sudah biasa tarjadi. seiring barjalannya waktu semester 4, 5, 6. karena dia lebih dulu daripada aku, dia sekarang sudah di wisuda .
"Selamat ya sayang kamu sudah lulus... sudah selesai kuliah disisni" aku hanya bisa ngucapin lewat sms, karena disini pria sama wanita sangat di bedakan.
"iya terimakasih sayang kini tinggal kamu yang semangat ya kuliahnya  biar cepat lulus lalu dapat pekerjaan untuk bekal nikah kita nanti."
"iya sayang terimakasih".
Alvin oh iya alvin dia juga satu angkatan sama Nadia. alvin juga lulus kemarin bareng nadia, alvin termasuk anak rajin 4 tahun lulus tanpa mengulang. "selamat ya vin....". kini tingal diriku yang masih di bangku kuliah targetku juga seperti Alvin 4 tahun lulus, semoga.

angin telah berlalu yang ada di benakku hanya lulus, kerja nikah, kini tinggal gilranku diwisuda alhamdulillah semua berjalan dengan mulus. calon mertua meminta aku untuk menemuinya, aku pergi pulang dari negeri orang untuk menemui calon mertua.
"assalamualaikum..."
"walaikum salam.. Eh nak zaki kapan pulang?". ibu yang keluar menemuiku, kebetulan bapak masih kerja.
"ini barusan bu aku belum sampai rumah langsung kesini... maaf aku gak bawa oleh- oleh hanya ini sedikit jajanan"
"wah gak usah repot- repot buat keluargamu saja nanti.. eh iya giamana nih kapan mau menikahi anak saya.?"
"nadia sudah tak kasih tau bu... katanya dia siap menunggu sampai aku sudah punya modal untuk nikah" aku menjelaskan yang sebenarya kepada ibu,

telah lama aku main aku pulang ke halaman rumah ku tercinta, ternyata keluargaku dirumah sudah tak sabar menunggu kedatanganku. alhamdulillah selamat sampai tujuan. aku bercerita semuanya yang ada dalam pengalamanku di negeri orang termasuk dia calonku. aku bicarakan semua kepada keluargaku  tentang pernikahanku nanti. dititik inilah aku mulai bingung. inikah yang dinamakan pilihan hidup, sampai aku lakukan puasa 40 hari sholat istohroh pun sudah. kini aku menemukan jawaban atas itu.  tiga bulan aku di rumah tapi belum juga mendapatkan pekerjaan. kemudian aku kembali ke jakarta kerumah mertua untuk menjelaskan semuanya.
"Assalamualaikum"
waalaikum salam nak zaki. ayo masuk"
"Gini buk aku ingin menjelaskan semuanya..(kebetulan bapak hari ini libur kerja). Aku bisa menikahi Nadia tetapi dengan kesederhanaanku dan keluargaku,"
"Maksudnya gimana nak zaki? kami pinginnya nikahan ya seperti umumnya sebar undangan, ada resepsi, yang seperti itu kalo kamu belum ada rejeki kamu pergi dulu cari rejeki sampai cukup."
"maaf sekali ini buk bukannya tidak mau tetapi saya sudah mecari kemana- mana alhamdulillah allah belum memberikan rejeki kepadaku."
"terus maumu bagaimana nak.?"
"ya udah sekarang Nadia ikatannya tak lepas, aku persilahkan nadia bebas dari ikatanku".

******

aku bingung bukan kepalang aku pergi ke pakyai, berniat untuk kembali mengabdi ke ponpes. selang beberapa waktu disana aku ceritakan semua kepada pakyai mulai dari awal sampai pernikahanku. aku jalani semuanya seperti biasa. tiba-tiba aku disuruh pakai jas untuk menghadap pakyai aku tak tahu apa-apa entahlah apa yang akan terjadi, aku di hadapkan dengan putri pakyai dan di ijab di depan para santri, aku hanya diberi amplop dari temanku yang tak tahu isinya berapa untuk di berikan kepada putrinya. rasanya campur aduk gak karuan ada sedih, senang, malu, yaaah lengkap deh. tanpa sepegetahuan orang tua di rumah dan warga di sekitar, sampai- sampai aku gak sadar akan kehidupan ini. Akhirnya semua prosesi ini sudah selesai kini aku sudah sah jadi seorang suami dari putrinya pakyai meskipun orang tua di rumah belum tahu. sampai aku berfikir dosakah aku tanpa sepengetahuan orang tua. semua kehidupan berjalan dengan rasa yang campur aduk, tapi aku masih jaga jarak dengan sang istri ketika keluar dari komples ponpes. rasa ini masih bimbang untuk pulang ke rumah takut orang tua tak percaya kalau aku sudah sah menikah dengan putrinya pakyai. dengan berjalannya waktu akhirnya orang tuaku dirumah dengan sendirinya mengerti. kamipun menggelar acara pernikahan kembali secara terang-terangan. dan kamipun hidup dengan bahagia.




di kutib dari kisahnya Bp. Royani
dosen PBA IAIN Pekalongan
By: Ahmad Muzaki

1 comment: