Wednesday, September 20, 2017

UNGKAPAN YANG TAK BERARTI


Hari mulai larut malam seorang mahasiswa tengah asik mainin handphonnya dengan jari- jari yang tak pernah lelah menemani tiap malamnya tuk membalas chat dari temanya. Sebut saja dia Zaki seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri yang terkenal di Kota Pekalongan. Sehari- harinya ia lakukan dan jalani dengan belajar dan diskusi dibangku perkuliahan. Dia juga mengikuti sebuah organisasi Unit Kegiata Kampus Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah, Dari sinilah Ia mulai mengenal dan mengerti sebuah organisasi, yang didalamnya ada sebuah kekeluargaan yang erat.  Dari sini pulalah ia kenal dengan seorang cewek cantik yang membuatnya semangat dalam berorganisasi. Zaki selalu sempatkan diri tukpergi ke kantor HMJ yang ada di Graha Mahasiswa yang ada di kampusnya ketika ada jam kosong dengan berharap ketemu dia, mungkin malah si cewek itu gak tahu kalo dia  itu adalah penyemangat bagi  Zaki.
                                                                                                                             
Berawal dari berkomentar status di BBM masangger dia mulai berkenalan dengan si cewek, macam- macam rayuan canda tawanya.
“Haha iku kamu o zak” dia mengomentari DP di BBM Zaki.
“opo iyosih dudu ah” balas Zaki
“Haha ngaku bae” tidak lama cewek itu langsung membalas chatnya. Dalam benak Zaki asik juga nih orang  di ajak chatingan.
“Mbok yo ojo ngepaske kokui sih Mba Ira hehehe... lagi ngapain Mba Ira?”.
“Gi ngelesi Zak.. saman?”
“iki lagi turonan Mba Ira”
........
 setiap balasan  yang diketik pasti ada kata candanya, eh iya si cewek itu namanya Nur Cholifah Dwi Irawati, Zaki memanggilnya Mba Ira karena dia kakak tingkatnya lebih satu tahun darinya.  Dia rumahnya deket dari kampus jadi dia sering datang ke kantor HMJ. Makanya itu Zaki selalu sempetin ke kantor HMJ meskipun disana hanya wifi an, tapi yang paling utama berharap di Kantor ada dia. Dia selalu menjawab chat dari Zaki, entah keadaanya sedang apa, sedang ada mata kuliah, sedang rapat bahkan sedang di jalan aja pasti balas chatnya Zaki, entah dia membalas chat Zaki saja atau semua chat yang masuk di handphonya. Itulah yang membuat Zaki tambah semangat dalam kesehariannya, serasa ada yang menemani dihari- harinya.  Dari ketertarikan itu Zaki mulai berkenalan lebih dalam dengannya, menyelidiki semua informasi dari sosmed yang dia milki  dari Facebooknya, Instagramnya, akun google nya, dan bertanya kesehariannya. setelah disarasa dia tahu banyak hal tentangnya Zaki berkata- kata lewat chatingannya dengan menebak ksehariannya yang ia tahu.
..........
“assalamualaikum  mb Ira.?” Zaki memulai dulu chat dia.
“Waalaikum salam”. Ndak butuh selisih waktu lama ia membalas chatnya zaki. Bahkan hanya satu detik selisih ia membalasnya.
“gi nopo Mba Ir?”
“nembe ngelesi Zak”
“saman ngelesi haa Mba Ira?. Yawis mono stirahat sman msti ksel”. Nada si zaki yang agak memberi perhatiannnya.
“gak papa kok zak iki aku isih legerengan” jawabnya dengan emot meringis
Terus zaki bertanya- banyak banyak  tentang hal itu, sehingga zaki tambah kenal dengannya.
............
Zaki terus chatingan dengan Ira terus sampai larut malam dengan semua kata- kata candanya, entah sampai mana kata- kata itu berakhir.
“eh sudah jam 11 nih bobo sana.! Udah malem besok khan kamu ada makul ” suruh Zaki utuk supaya ia tidur.
“kosik zak  aku belum ngantuk, ndisikan poo?” malah dia balik tanya ke Zaki
“kosik ah” jawab Zaki yang sebenarnya matanya sudah gak kuat nahan ngantuk, karena ada rasa semangat dan rasa nyaman tadi yang membuat si Zaki betah chatingan sama Ira.
..........
Keesokan harinya  dilakukan pula hal yang sama chatingan tanpa lihat waktu, dan terus sampai hari hari berikutnya. Padahal mereka kalau di kampus itu yah teman biasa, kadang malah  Zaki selalu dicuekin saat ia sedang bersama di organisasi. Yah mungkin itu  karna dia malu dan belum akrab juga sama Zaki. Pada suatu saat Zaki bertanya dalam chatingannya yang penuh canda itu tentang kepribadiannya.
..........
“sendirian aja neng pasangannya mana tuh? hehe” nada ejek Zaki yang mengomentari digital picturnya di BBM yang menampakkan dirinya sendirian dengan pemandangan yang indah di belakangnya.
“pasangannya masih ditangan allah  zak hahaha, km bae jomblo kok” dengan emotikon ketawa lebar dia megejekknya.
“wheeeek jomblo hahaha” tmbah Zaki mengejeknya, Zaki chat lagi dia
“mblo..”
“eh sopo kui mblo?”
“Khan kmu jomblo hahaha piis” Zaki mulai tambah menjadi- jadi kata-katanya. Dia tahu kalau Zaki jomblo karena Zaki sering mengupload foto kata- kata tentang jomblo.
“sman be jomblo. santai hehe”. Terus begitu dia betah chatingan terus menerus hingga larut malam tak kenal waktu dengan nama panggil mblo.
.........
Hingga pernah mereka chatingan larut tengah malam jam 1, belum selesai chat jika salah satu dari mereka tertidur. Sejak inilah Zaki merasa nyaman saat dia chat Ira, cahtingan tengah malam chatingan penuh nada tawa, chatingan penuh kegembiraan bagi Zaki. Apalagi dia tahu klo Ira itu jomblo, orangnya asik tidak cuek meskipun awalnya cuek banget. Di sinilah Zaki mulai ada rasa lebih dengan Ira, Zaki menyukai Ira dengan kenyamanan yang di berikannya. Zaki meluapkan rasa lebihnya itu lewat kata- kata gombalannya meskipun di matanya itu hanya guyonan semata. Entah apa yang dirasa ketika dia berchating selalu merasa senang bahagia. Zaki lewat chatingannya mulai mencari tahu tentang kesehariannya, keluarganya, dan lingkungan sekitarnya .
Stori instagram yang menampilkan foto-fotonnya yang cantik, banyak bintang di pipinya semua Zaki  komentari tapi sayangnya tidak ada yang ia balas. Pada suatu foto yang statusnya seperti sedang bahagia juga Zaki komentari, tapi tak di balas juga, entah apa mungkin dia malu atau apa dia gak mngerti tentang hal itu. Zaki juga pernah dengar kabar- kabar kalo dia pengen kembaali ke cinta pertanya, nah itu yang membuat halangan bagi Zaki. Selama itu lewat chatingnya Zaki ejekin terus tentang cinta pertamanya, tujuannya sih supaya dia tidak kembali ke cinta pertamanya.
“Cinta pertama itu memang indah ya mblo sulit di lupakan” Zaki memulai chatingan di tengah malam
“eh opo sih mblo” tak lama ia langsung bales chtingku.
“Mas iqbal”  coba menebak cinta pertamanya soalnya Zaki pernah degar dari percakapannya.
“kok reti sih mblo, mungkin rak sih mblo nek aku kembali ke cinta pertama” yah apa yang tidak diinginkan Zaki muncul, dia malah curhat tentang cinta pertamanya.
“Lagi chat sma mas iqbal ya?.”
“ora sih mblo gak pernah chat sama dia, pengen takok tok.”
“Emb.......”  akhirnya sih tak layani juga chatnya meski Zaki tak suka akan hal itu.
...........
“eh mblo kmu kita ternyata seumuran ya?” sekian lama Zaki mencari tahu tentang kepribadianya, Zaki mulai menebak tetangnya.
“apa iya mblo?” jawab singkatnya.
“iya mblo, cuman selisih 5 bulan lebih dulu kmu mblo.”
“apa iya berarti kmu september?”
“iya mblo”. Jawabnya singkat. Dan terus berlanjut higga larut malam.
..........
Zaki juga  pernah bertanya- tanya tentang keluarganya, dia itu anak terakhir dari dua bersaudara. Kedua orang tuanya bekerja di pabrik sarung, kadang berangkat pagi pulang siang kadang juga berangkat siang pulang malam. Zaki  tahu dia punya Mas Riski, setelah di tanya dia hanya kakaknya, kakak ipar (ponakan) Zaki percaya saja akan hal itu, soalnya Zaki begitu suka dengan Ira.

Pada suatu hari Zaki sedang main di graha, kantor HMJ, datang mba yunita (temen HMJ) dengan membawa jajan oleh-oleh.
“he nyah kie di kei oleh- oleh Ira sko calone” bilang mba yunita dari depan pintu. Zaki langsung dalam hatinya langsung aduh.
“ wah calone mb Ira seko wonosobo ki” jawab Zaki, dan Zaki rasa calonnya itu yah orang wonosobo.
Zaki nikmati oleh-oleh darinya denga rasa ngganjal di hatinya.

Sore hari Zaki langsung chat Ira.
“cie sing seko dieng karo mas riski” Zaki bilang sama mas riski, karena dalam pikiran Zaki riski itu kakaknya, gak mungkin juga Ira kesana sendirian, dan orang terdekatnya adalah mas riski.
“kok reti opo sman weruh?” tak lama kemudian dia bales dengan nada tanya.
“weruh a kata hati tak bisa di pungkiri mblo” pdahal Zaki haya menebak tp kebetulan saja pas.
“makasih o oleh-olehe mblo”
“iya mblo, ooh jare mb yunita ya?”
“nggak mblo aku mau weruh sman boncengan karo mas riski” pdahal sih Zaki ndak liat sama sekali. Tapi benar tebakan nya kalau mb ira ke dieng baren mas Riski.
“haha ngapusi”.
.................
Sudah cukup sekian lama Zaki berkenalan dengan Ira, sudah mengetahui semua kepribadian. Zaki mulai percaya dengan mantap, sesungguh hati jika dia suka dengan Ira. Zaki pengen mengungkapkan semua itu tapi Zaki masih ragu karena prinsip Zaki kenalan sampai dalam supaya cintanya itu kekal, dia pengen mengungkapkan rasa itu kepadanya tapi Zaki belum begitu akrab di dunia nyata. Setiap kali mereka di temukan  Zaki merasa malu malu mau. Tapi dalam hati Zaki sudah ada rasa cemburu kalau ada yang mendekati dan lebih akrab dariya, mungkin Zaki belum akrab karena di matanya hanyalah adik kelas biasa. Lewat acara-acara yang di adakan HMJ Zaki mencari kesempatan bersamanya disampingnya menemani menyebar undangan dan meminta tandatangan dari ketua jurusan. Betapa senangnya hati Zaki dia dapat di sampingnya. Sedikit demi sedikit Zaki mulai menghilangkan setatus jomblo di DP BBMnya. Mulai dengan kata romantis yang sebenarnya menyindir rasanya cinta Zaki padanya. Sampai ibuku yang dirumah saat aku liburan bilang
“Zaki ki ng umah dolanan HP terus rak tau leren”
Karena tiap hari slalu megang hp karena Zaki lagi bahaginya kalau chat dengannya, jadi hp yah selalu dipegang Zaki. Rasa suka yang lebih dari Zaki rasanya pengen cepet-cepet di ungkapkan.kni Zaki sudah akrab dan sudah mengetahui semua kepribadiannya. Mungkin nanti kalau sudah mulai aktif perkuliahan Zaki bakalan ngungkapke rasa cinta ke mblo Ira.

Kini setelah libur panjang Zaki mulai berangkat lagi ke kampus tercintanya, berharapnya ketemu dia yang sekian lama tak jumpa. Pertama kali ketemu pada rapat  HMJ. Ini belum pas suasana tuk mengungkapkan rasa cintanya. Malamnya habis makan aku pulang ke kossebelum sampai kos Zaki ketemu Ira di depan kampus 1 dan berhenti sebentar bercakap cakap, harap Zaki bisa lama-lama bercakap. Saat itu rasa kangennya sudah terobati dan rasanya pengen Zaki luapkan rasa cintanya saat itu juga. Tapi tiba- tiba ada seorang laki- laki menghampirinya, dan mengajak ia pergi.
“kmu arep balik ndisik po?” tanya Zaki dengan rasa sangat cemburu.
“iyo aku balik ndisik ya zak”. Dia gak berani ngucap mblo di depan semua orang sama halnya dengan Zaki. Padahal kelihatannya Ira agak tidak enak hati tuk meninggalkan Zaki.
Dalam benak Zaki “aduh..... siaaaal..... biarlah mungkin iku mas riski masnya mblo Ira”. Tp satu yang gak pas dari fikirnya yang membuat Zaki ingin tahu tentangnya. Klo dia emang masnya Ira knp pandangannya Riski cemburu melihat aku bercakap dengannya, terus begitu agak memaksa Ira tuk pergi. entahlah apa yang sedang dirasakan Zaki saat itu antara sakit dan bahagia. Dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang dia.
..............
Keesokan malamnya, waktu menunjukkan pukul 9. 43 malam.
“mblo aku minta maaf o, maaf nemen sing akeh,” chat dia pada malam ini.
“maaf knp?” farasat Zaki tiba- tiba gak enak.
“Gpp. Eh zak kmu bener senen aku?” dia bertanya dengan pertanyaannya  yang tidak harus ia ucapkan.
“iya sayang banget sama Nur Cholifah Irawati sing imut dewe, embb nek enek waktu pengen tak ungkapke reng sman, tp kapan mbuh, ya allah.” Dengan rasa yang tidak karuan antara firasat gak enak dengan rasae gembira, dapat di ilang rasa nano- nano.
“hmmm..” kata yang paling Zaki beci kembali terucap darinya.
Kemudian Zaki menyindir curhat dengan Emon (emon itu boneka kesayangannya) hayalnya “emon sampaikan rasa sayang ini pada bosmu pliss.. klo km tahu mon aku pengen memilikinya, tapi tidak mungkin mon dia yang cantik, aik cerdas, dan aku item pendek lemah.” hayalannya did chat Ira dan  berharap aku bisa mendapatkanya.
“ya allah aku kudu jwb piye...” dengan emot nangis si Ira jawab.
Dengan rasa nano-nano ini Zaki rencana 2 hari berikutnya pengen ngomong langsung dengannya, pas hari itu hari rapat HMJ, jadi Zaki bisa ketemu Ira.
“eh mblo mas’e sman iku piro sih mblo” Zaki mengulang pentanyaan yang dulu pernah ditanyakan.
“1 mblo, kandung kan?, anake ibu soale aku mbi masku tok.” Jawabnya.
“ nah sing wingi kae mblo?”  Tanya Zaki dengn hati yang gelisah.
“oo kae mas masan”.
“ mas masan?, pacare o”. ledek Zaki dengan rasa yang aneh
“Hmm” jawab singkatnya. Jantung Zaki langsung seketika berdebar kencang  dengan rasa cemas.
“tenan iku mase sman opo pacare sman mblo, aku harap kmu bisa jaga perasaanku mblo.” Zaki memastikan dengan rasa cemas yang sangat tinggi, entah apa yang sedang di rasakannya.
“yawis aku sing pan jujur wis maaf sebelume mblo maaf nemen jujur emang sebener deknen iku pacarku mblo, hmmm, mblo... bukan bermaksud mblo.”
“ya” seketika hujan membasahi pipinya tanpa kata-kata Zaki membisu, kekecewaan ini begitu dalam menusuk hatinya. Saat itu dia pengen ngadu padamu ya rob tapi dia takut. Suasana hening, malam yang cerah di depan rumah Zaki dengan teman permainannya.  Kenapa ndak dari awal-awal jujur kalau dia sudah punya pacar, saat aku tanya kesekian kali baru kali ini kamu jujur. Padahal hari 2 hari lagi Zaki pengen ngungkapkan semua perasannya tapi rasanya nihil. Sekarang entahlah apa yang sedang dirasakan Zaki saat ini kacau, kecewa, sakit, semuanya ada pada diri Zaki. Badannya panas dingin tak kuasa tahan semuanya yang dirasa.
Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi, Zaki saat ini tidak bisa tidur.

Siang hari Zaki langsung berangkat ke pekalongan, yang renacana hai kamis atau 2 hari lagi, terpaksa Zaki harus berangkat sekarang. Tujuannya yaitu untuk menemui Ira, tanpa pamit ortu Zaki langsung berangkat gitu saja ke pekalongan. Jam 3.15 Zaki tiba di Pekalongan istirahat sholat sebentar langsung Zaki ajakin Ira ketemuan di kantor andalan Zaki. Ungkapkan semua rasa yang ada dalam diri Zaki, ceritakan pula dari awal Zaki mencintainya hingga sekarang kau kecewakan begitu saja. Sudahlah nasi sudah menjadi bubur semua itu sudah terlanjur, semua kata-kata, ungkapan dari Zaki yang dia terima hanya lah kata-kata, ungkapan biasa, tak ada arti sedikitpun yang membekas didirinya. Terimakasih atas kepercayaan yang telah Ira hianati, Zaki kini sendiri dan kesepian di hari-harinya, takkan lagi tidur larut malam hanya mengunggu dan balas chat darinya. Ternyata prinsip zaki kenalan sampai dalam supaya cintanya itu kekal, itu salah.

Pengarang sekaligus penulis: Ahmad Muzaki
Pekalongan, 19 September 2017.



1 comment: