Friday, September 29, 2017

CONTOH MAKALAH KEDUDUKAN AHLAK DAN PENDIDIKAN AKHLAK



MAKALAH AKHLAK
KEDUDUKAN AKHLAK DAN PENDIDIKA AKHLAK
Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah: Akhlak




                                                 Dosen Pengampu: Casrameko, M. Pd. I

Disusun Oleh:   
   Ahmad Muzaki (2012116039)

JURUSAN D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK  2017/2018

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami  menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjuk-Nya, penyusun tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang kedudukan akhlak dan pendidikan akhlak. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak yang diampu oleh Bapak Casrameko, M. Pd. I di IAIN PEKALONGAN.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Disamping itu, apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin ya robbal ‘alamiin.




Pekalongan, 13 September 2017


                        Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................              
DAFTAR ISI..............................................................................................       
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................       
1.    Latar Belakang.................................................................................       
2.    Rumusan Masalah............................................................................       
3.    Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................       
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................       
1.Kedudukan aklhlak bagi manusia......................................................       
       2.kedudukan akhlak dalam islam..........................................................       
       3. Pendidikan akhlakdan meri- materi pndidikan akhlak .....................       
BAB III PENUTUP...................................................................................       
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................       

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam keseluruhan ajaran Islam, Akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Ajaran akhlaq dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukan semu bila mengikuti nilai- nilai kebaikan yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan sunnah, dua sumber akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam benar- benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya itu.
Ajaran akhlaq menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manuusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa Dialah Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung , Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang terhadap segala makhlukNya. Segala apa yang ada di dunia ini, dari gejala-gejala yang bermacam-macam dan segala makhluk yang beraneka warna, dari biji dan binatang yang melata di bumi sampai kepada langit yang berlapis semuanya milik Tuhan, dan diatur oleh-Nya.
Selain itu agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahtraan. Semua ini terkandung dalam ajaran Al-Qur’an yang diturunkan Allah dan ajaran sunnah yang didatangkan dari Nabi Muhammad SAW.
Beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya merupakan hubungan antara manusia dengan Allah. Maka akhlaq pertama kali berkaitan dengan hubungan mu’amalah manusia dengan manusia lain, baik secara perseorangan ataupun secara perkelompok. Tetapi perlu diingat bahwa akhlaq tidak terbatas pada hubungan manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu, juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini, maka lebih dari itu mengatur hubungan antara manusia dengan Allah.




B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka di ambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kedudukan akhlak bagi manusia.
2.      Bagaimana kedudukan akhlak dalam kehidupan islam.
3.      Bagaimana pendidikan akhlak dan materi pendidikan akhlak.
C.    Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan pembuatan makalah adalah sebagai berikut:
1.      Memahami kedudukan akhlak bagi manusia.
2.      Memahami kedudukan akhlak dalam kehidupan islam.
3.      Memahami pendidikan akhlak dan materi pendidikan akhlak.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kedudukan Akhlak Bagi Manusia
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh-bangun, jaya-hancur, sejahtera sengsara suatu bangsa, tergantung kepada bagaimana akhlak masyarakat dan bangsanya. Apabila akhlaknya baik, akan sejahteralah lahir-batinnya, tetapi apabila akhlaknya buruk, rusaklah lahirnya dan batinnya.          
Prestasi dan akhlak memiliki integritas yang saling melengkapi dalam membentuk jiwa generasi muda yang ideal. Sebab itu perlu peran penting seorang pendidik atau guru. Sebagaimana kita ketahui bahwa guru agama atau
pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Guru
tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pelajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggungjawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. Berangkat dari teori diatas, kehancuran di Negara kita memang disebabkan oleh orang-orang yang berakhlak buruk, baik orang tua maupun anak remaja. Faktanya, banyak kita jumpai perilaku masyarakat yang tidak mencerminkan akhlak yang mulia. Setiap hari, dari negeri kita tercinta ini muncul berita korupsi, aborsi, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, pertengkaran antar sekolah, pencopetan, pembunuhan orang tua oleh anaknya sendiri atau sebaliknya pemerkosaan anak oleh orang tuanya dan tindakantindakan lain yang cenderung merusak dan tentu saja mengarah pada akhlak yang tercela. Semua itu, salah satunya disebabkan oleh derasnya arus westernisasi dan informasi negatif.[1]
Sejalan dengan fakta yang diungkapkan di atas, hal negatif atau buruk moral anak bangsa seraya menyebar seperti virus yang sangat membahayakan dan menular. Kejadian tersebut bukan hanya peneliti dengar tetapi juga melihat fakta di sekolah tempat peneliti mengajar. Fakta yang selama ini peneliti temukan bahwa moral siswa jauh mengalami penurunan dibandingkan dengan murid-murid di era tahun 1990 an.
Hasil fakta dan dokumentasi dari guru kelas, membuktikan bahwa banyak kejadian di sekolah ini, terhadap tingkah laku siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran moral seperti mencuri barang koperasi, tertangkap saat menonton video porno, mingisap rokok di tempat umum. Dan lain sebagainya.

B.     Kedudukan Akhlak dalam Islam[2]

Dalam islam, akhlak memiliki posisi yang sangat penting yaitu sebagai salah satu rukun agama islam. Dalam kaitan ini, rasulullah SAW. Pernah ditanya, “beragama itu apa?” Beliau menjawab, “berakhlak yang baik” (HR. Muslim). Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat ketikamelihat bahwa salah satu sumber akhlak adalah wahyu.
Akhlak memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif. Tak heran jika kemudian Al-Quran memberi penekan terhadapnya. Al-Quran meletakkan dasar- dasar akhlak mulia. Demikian pula Al-Hadits telah memberikan porsi cukup banyak dalam bidang akhlak. Menurut satu penelitian, dari 6000 hadist, 2000 diantaranya berkenaan dengan akidah, sementara misalnya (4000) berkenaan dengan akhlak dan muamalah. Ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa Al- Haidst, bagaimana Al-Quran, sangat memperhatikan urusan akhlak.
Diantara hadist yang menekankan pentingnya akhak adalah sabdah rasulullah SAW.:
اَكِمَلُ اِلمُؤْ مِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ جُلُقًا
Artinya:
mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling bagus akhlaknya.”
(H.R. At- Tirmidzi)
اِنَّ اْلمُؤْ مِنَ يُدْ رِكُ بِجُسْنِ جُلُقِهِ دَ رَ جَاتِ قَائِمِ الَّيِلِ صَائِمِ النَّهَارِ
Artinya:
“sesungguhnya, seorang mukmin akan bisa mencapai derajat shalat malam dan orang yang puasa dengan akhlaknya yang mulia.”
(H.R. Ahmad)
Dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW. Pernah menegaskan:
لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقُ اْلاءِسْلَاَمِ اْلحَيَاءُ
Artinya:
setiap agama memiliki akhlak dan akhlak agama  Islam adalah rasa malu.”
(H.R. Imam Malik)
Islam menuntut setiap pemeluknya untuk menjadikan Rasulullah SAW. sebagai contoh dalam segala aspek kehidupan. Khusus dalam akhlak, Allah Swt. memuji beliau dengan diiringi sumpah:

Artinya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
dan sesungguhnya engkau benar- benar berbudi pekerti yang luhur.”
(Q.S. Al- Qalam [68]: 4)
Nabi Muhammad SAW. pun mengabarkan bahwa orang yang paling sempurna keimanannya di antara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan demikian, seyogyanya seorang muslim berusaha dan bersemangat untuk memiliki akhlak yang baik dan merujuk pada Rasulullah SAW. dalam berakhlak.

Dalam kaitan dengan kedudukan akhlak Ibnu Maskawaih menerangkan,

Islam pada hakikatnya adalah suatu  aliran etika. Islam memperbaiki budi pekerti manusia sedemikian rupa sehingga manusia sanggup menjadi anggota masyarakat pergaulan bersama. Islam menanamkan bibit cinta kasih sayang dalam jiwa manusia.”

Paparan ini, dengan jelas menunjukan bahwa risalah Islam memperjuangkan kesempurnaa, kebaikan, dan keutamaan akhlak. Dengan demikian, umat Islam merupakan model terbaik bagi implementasi akhlak mulia ini, sebagaimana diperlihatkan dengan baik oleh Rasulullah SAW. dan para pengikutnya

C.    Pendidikan Akhlak dan Materi-Materi Pendidikan Akhlak
1.      Pengertian[3]
Pendidikan berasal dari kata didik,yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan akhlak dapat juga dapat diartikan sebagai berikut :
1.      Perbuatan (hal, cara) mendidik;
2.      (ilmu, ilmu didik, ilmu mendidik) pengetahuan tentang didik atau pendidikan;
3.      Pemeliharaan(latihan- latihan) badan, batin, dan jasmani;
Pendidikan adalah proses medidik manusia dari kegelapan, kebodohan, dan penceraan pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun inteformal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup.
Menurut caranya pendidikan terbagi menjadi 3 macam, yaitu
1.       Pressure,  yaitu pendidikan berdasarkan paksaan (secara paksa);
2.      Latihan untuk membentuk kebiasaan;
3.      Pendidikan dimaksutkan untuk membentuk hati nurani yang baik;
Hakikat dan tujuan pendidikan erat hubungannya dengan  tanggapan hidup, demikian juga cara-cara melakukan pendidikan dala praktek. Pendidikan dapat diwujudkan dalam berbagai cara baik positif atau negatif.
Cara- cara positif:
1.      Memberi teladan yang baik;
2.      Latihan untuk membentuk kebiasaan;
3.      Memberi perintah;
4.      Memberi pujian
5.      Hadiah.
Cara- cara negatif:
1.      Mengadakan berbagai larangan;
2.      Celaan dan teguran;
3.      Hukuman
Pendidikan akhlak Islam diartikan sebagai latihan mental dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah. Pendidikan akhlak Islam berarti juga menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung jawab. Sebagai landasan firman Allah surat Ali Imran Ayat 19
الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”

Oleh karena itu, jika berpredikat muslim benar-benar menjadi penganut agama yang baik ia harus menaati ajaran islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada padadirinya. Dia harus mampu memahami, meghayati dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai oleh akidah Islamiah. Untuk tujuan iitulah anusia harus didik melalui proses pendidikan islam. Pendidikann akhlak Islam merupakan sistem pendidikanyang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam karena nilai-nilai islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadian.
Oleh karena Islam memedomani seluruh aspek kehidupan mnusia muslim baik duniawi maupun ukharawi. Ditinjau dari aspek pengamalannya, pendidikan akhlak Islam berwatak akomodatif kepada tuntutan kemajuan zaman yang ruang lingkupnya berada didalam kerangka acuan norma-norma kihupan Islam. Jadi, pendidikan akhlak islami meupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasaan berfikir baik yang bersifat formal maupun informal yang berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Pada sistem pendidikan Islam ini khusus memberikan pendidikan tentang akhlakul karimah agar dapat mencerminkan kepribadian seorang muslim.

  1. Pendidikan akhlak
Ada beberapa perkara yang menguatkan pendidikan akhlak dan meninggikannnya. Disini akan dituturkan yang terpenting, ialah:[4]
a.         Meluaskan lingkungan fikiran, yang telah dinyatakan oleh “Herbert Spencer” akan kepentingannya yang besar untuk meninggikan akhlak. Sungguh, fikiran sempit itu sumber beberapa keburukan, dan akal yang kacau  tidak dapat membuahkan akhlak yang tinggi. Kita melihat takutnya beberapa orang disebabkan karena kurafat yang memenuhi otak mereka, dan banyak dari suku bangsa yang biadab, berkeyaknan bahwa keadilan itu hanya di wajibkan terhadap orang-orang suku mereka, adapun kepada lainnya tidak dikata lalim bila merampas harta mereka atau mengalirkan darah mereka.
b.         Berkawan dengan orang yang terpilih. Setengah dari yang dapat mendidik akhlak ialah berkawan dengan orang yang terpilih, karena manusia itu suka mencontoh, seperti mencontoh orang sekelilingnya dalam pakaian mereka, juga mencontoh dalam perbuatan mereka dan berperangai dengan akhlak mereka.
c.         Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan yang berfikiran luar biasa. Sungguh perjalanan hidup mereka tergambar dihadapan pembaca dan memberi semangat untuk mencontoh dan mengambil tauladan dari mereka. Dan yang berhubungan dengan semacam ini ialah perumpamaan dan hikmah kiasan, yang banyak mempengaruhi jiwa dan lebih dekat dengan fikiran.
d.        Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbuatan baik bagi umum, yang selalu diperhatikan olehnya dan dijadikan tujuan yang harus dikerjakannya sehingga hasil. Tujuan-tujuan ini banyak, dan orang dapat memilih menurut apa yang sesuai dengan keinginan dan kesediaannya.
e.         Apa yang kita tuturkan didalam “kebiasaan” tentang menekan jiwa melakukan perbuatan yang tidak ada maksud kecuali menundukkan jiwa, dan menderma dengan perbuatan tiap-tiap hari dengan maksud membiasakan jiwa agar taat, dan memelihara kekuatan penolak sehingga diterima ajakan baik dan ditolak ajakan buruk.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ahlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan. Berdasarkan apa yang telah menjadi pokok bahasan pada materi di atas, maka secara sederhana dapat di tarik sebuah kesimpulan yaitu ahlak merupakan cerminan dari agama islam itu sendiri, dimana bila ahlak seorang manusia mencerminkan sebuah kebaikan, kesucian, kesopanan dan lain sebagainya yang bertujuan menggapai rido allah swt. Yang menjadi ukuran baik dan buruknya ahlak adalah syarak, yaitu apa yang diperintahkan oleh syarak, itulah yang baik dan apa yang dilarang oleh syarak itulah yang buruk. Perkembangan teknologi dapa mempengaruhi lingkungan serta kebudayaan masyarakat. Apabila dalam dingkungan masyarakat tersebut tidak memiliki tembok yang kuat, niscaya keruntuhan ahlak dan morallah yang akan terjadi. Yaitu di mulai dengan hilangnya norma-norma dalam masyarakat tersebut.

B.       Saran
            Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan yang semakin hari, semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu yang menggebu-gebu dalam menggapai ataupun meraih sebuah tujuan. Namun dengan adanya pengaruh syaitan yang sangat kuat dalam diri manusia itu sendiri, yang menjadikan tujuan  yang baik, menjadi merosot kearah keburukan yang menyesatkan kehidupan manusia baik di dunia maupun akherat. Untuk itu marilah kita secara sadar dan bersama-sama menjalanka kaidah dan menguatkan nlai- nilai aqidah islam dalam jiwa kita degan sebaik-baiknya.          



DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Quran. Cetakan ke-1. Jakarta: AMZAH.
Amin, Ahmad. 1995. Al- Akhlak. Cetakan ke-8. Jakarta: Bulan Bintang.
Anonim. 2011. “Fungsi Akhlak Bagi Kehidupan Manusia”. http://pondokpesantrennurulhasanah.blogspot.co.id/2011/04/fungsi-akhlak-bagi-kehidupan-manusia.html. Diakses Rabu, 13 September 2017 pukul 14.00 WIB.
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Cetakan ke-1. Bandung: Pustaka Setia.


[1] Anonim, “Fungsi Akhlak Bagi Kehidupan Manusia”, http://pondokpesantrennurulhasanah.blogspot.co.id/2011/04/fungsi-akhlak-bagi-kehidupan-manusia.html, diakses Rabu 13 September 2017 pukul 14.00 WIB
[2] Rosihon Anwar, akhlak tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia 2010) hlm.23
[3] Yatimin Abdullah, studi akhlak dalam perspektif Al-Quran, (jakarta:AMZAH 2007), hlm.21
[4] Ahmad Amin, Al- Akhlak (Jakarta: Bulan Bintang 1995), hlm.62


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8692340335696596"
     crossorigin="anonymous"></script>

No comments:

Post a Comment