PENYUSUNAN
PROPOSAL PENELITIAN
KUALITATIF
DAN KUANTITATIF
Makalah
Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Lita Dwi Ariyanti, M. Pd
Oleh :
Ariska Yulianti putri 2012116037
Nur Hidayah 2012116038
Ahmad Muzaki 2012116039
KELAS A
D3 PEBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala nikmat
dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Penyusunan Proposal Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi dan junjungan kita, Nabi Muhammad saw, serta
keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan makalah ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas semester 4 pada mata
kuliah Metodologi Penelitian dengan Dosen Pengampu Lita
Dwi Ariyanti, M. Pd di IAIN Pekalongan.
Kami
telah berupaya menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Disamping itu,
apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dalam
pengetikan maupun isinya, maka kami dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pekalongan,
25 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1
Latar
belakang.................................................................................... 1
1.2
Rumusan
masalah............................................................................... 2
1.3
Tujuan
penulisan................................................................................. 2
BAB II PENYUSUNAN PROPOSAL
PENELITIAN........................................ 3
2.1 Pengertian proposal............................................................................. 3
2.2 Jenis-jenis proposal............................................................................. 3
2.3 Proposal Penelitian Kualitatif ............................................................. 4
2.4 Proposal Penelitian Kuantitatif............................................................ 14
BAB III PENUTUP............................................................................................ 24
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 24
3.2 Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap kegiatan
yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dilakukan sebagai upaya untuk
memenuhi tujuan yang telah disepakati bersama. Dalam kegiatan itu tentunya ada
hal yang harus melengkapi sebagai prasyarat yang bisa memudahkan dalam
menjalankan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal itu disebut sebagai proposal.
Proposal dibuat sebagai rancangan
atau rencana terhadap kegiatan yang akan dijalankan nantinya walaupun terkadang
dari perencanaan tersebut masih ada beberapa yang nanti kemungkinan kurang
sesuai dengan apa yang dilakukan ketika dilapangan. Selain sebagai rancangan
suatu kegiatan proposal juga merupakan sebuah tulisan yang dibuat oleh si
penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada
si pembaca (individu atau kelompok) sehingga mereka memperoleh pemahaman
mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut
dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga
akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.
Tetapi juga perlu di garis bawahi, bahwa penulisan proposal hanya salah
satu dari sekian banyak tahap perencanaan. Penulisan proposal adalah suatu
langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap-tahap
sebelumnya. Jadi sebenarnya proposal memang hanya sekedar rancangan yang tidak
begitu mendetail terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
hari semakin pesat perkembangannya, dan kebutuhan dalam pembuatan proposal yang
dibutuhkan dalam beberapa hal dalam kehidupan sehari-hari, maka pembuatan
proposal perlu diperhatikan agar dalam penulisanya dapat tersusun secara
efektif dan mudah untuk dipahami. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk
membahas teknik pembuatan proposal yang baik dan benar.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka terbentuuklah
rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1. Apa
pengertian dan jenis-jenis proposal?
1.2.2. Bagaimana
mekanisme penyusunan proposal kualitatif dan kuantitatif?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1.3.1. Mengetahui
tentang pengertian dan jenis-jenis proposal.
1.3.2.
Mengethui tentang mekanisme penyusunan proposal
kualitatif dan kuantitatif.
BAB II
PENYUSUNAN
PROPOSAL PENELITIAN
(Kualitatif dan Kuantitatif)
2.1. Pengertian Proposal
Menurut Dalman (2013:177) bahwa
proposal merupakan rencana penelitian yang berisi judul/topik yang diangkat
dalam penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, tinjauan pustaka/landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis
(jika ada), metode penelitian populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data yang dipaparkan secara sistematis sebagai pedoman untuk
melaksanakan penelitian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:899)
dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan proposal adalah rencana yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kerja. Dalam hal ini, rencana yang di maksud bisa berupa
rencana penelitian dan rencana kegiatan.
2.2. Jenis-jenis Proposal
Menurut Dalman (2013:180), jika
dilihat dari segi tujuan dan kepentingannya, pada dasarnya proposal terbagi
menjadi empat jenis yaitu:
1.
Proposal bisnis, adalah rencana bisnis atau usaha yang
akan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermitra dalam hal
perencanaan pendirian suatu usaha baru atau pengembangan usaha yang sudah ada.
2.
Proposal proyek, adalah rencana proyek yang disusun oleh
tim pembuat proposal untuk mendapatkan kucuran dana dari pihak donatur sesuai
dengan proyek yang akan dilaksanakan.
3.
Proposal penelitian, adalah rencana atau rancangan
penelitian yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang yang akan
melakukan penelitian ilmiah dengan menaati peraturan yang berlaku dalam
penulisan karya ilmiah.
4.
Proposal kegiatan, adalah rencana kegiatan yang disusun
oleh panitia kegiatan untuk mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak
ketiga dan pihak terkait.
Sedangkan pada umumya, proposal
penelitian di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Proposal penelitian kualitatif, adalah rencana penelitian
dengan menggunakan metode penelistian kualitatif.
2.
Proposal kuantitatif, adalah rencana penelitian dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif.
2.3.
Proposal Penelitian Kualitatif
Menurut Sugiyono (2008:393) dalam metode kualitatif yang
berpandang bahwa realitas dipandang sesuai holistik, kompleks, dinamis, penuh
makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka
proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian/situasi sosial. Oleh karena itu
proposal penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan seperti sesorang yang
merencanakan piknik. Yang direncanakan
dalam piknik adalah baru tempat-tempat yang akan dikunjungi, dan apa
yang ingin diketahui lebih dalam dari tempat tersebut, akan tergantung pada
situasi setelah seseorang berada ditempat piknik tersebut. Hal ini berarti
proposal penelitian kualitatif berisi garis-garis besar rencana yang mungkin
akan dilakukan.
2.3.1.
Komponen
dan Sistematika Proposal
Komponen dan sistematika dalam proposal
penelitian kualitatif tidak berbeda jauh dengan
penelitian
kuantitatif. Setelah dilapangan mungkin masalah, fokus teori, teknik
pengumpulan
data, analisis data, bahkan judul penelitian bisa berubah.
Menurut Sugiyono (2008:394) komponen dalam proposal
penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas, pendahuluan, landasan
teori, metode penelitian, jadwal penelitian, organisasi penelitian, biaya
penelitian. Komponen dalam proposal tersebut dapat disusun ke dalam bentuk sistematika
proposal seperti pada
gambar 1 berikut.
GAMBAR 1
SISTEMATIKA
PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
I.
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
b.
Fokus
Penelitian
c.
Rumusan
Masalah
d.
Tujuan
Penelitian
e.
Manfaat
Penelitan
II.
STUDI KEPUSTAKAAN
a. ...................................................
b. ...................................................
c.
...................................................
III.
PROSEDUR PENELITIAN
a. Metode dan Alasan Menggunakan Metode
b. Tempat Penelitian
c.
Instrumen
Penelitian
d. Sampel Seumber Data
e.
Teknik
Pengumpulan Data
f.
Teknik
Analisis Data
g.
Rencana
Pengujian Keabsahan Data
IV.
ORGANISASI
DAN JADWAL PENELITIAN
a. Organisasi Penelitian
b. Jadwal Penelitian
V.
BIAYA YANG
DIPERLUKAN
|
2.3.1.1. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang Masalah
Walaupun
dalam penelitian kualitatif, masalah ini bersifat sementara, namun perlu
dikemukakan dalam
proposal penelitian. Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi, penyimpangan antara
teori dengan praktek, penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan,
penyimpangan antara tujuan dengan hasil yang dicapai, dan penyimpangan antara
pengalaman masa lampau dengan yang terjadi. Setiap masalah pasti ada yang
melatar belakangi. Mobil diparkir
ditengah jalan akan menjadi masalah karena jalan dipakai untuk lalu
lintas, tetapi apabila jalan tersebut
sudah merupakan jalan yang mati/tidak dipakai, maka tidak akan menjadi
masalah.
Dalam
latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi
selanjutnya dikaitkan dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori,
pengalaman, sehingga terlihat adanya
kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah
ini perlu dikemukakan dalam bentuk data. Misalnya kegagalan transmigrasi
menjadi masalah, maka perlu ditunjukan berapa orang yang gagal dari tahun ke
tahun.
Masalah
yang dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari studi pendahuluan,
dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap
kredibel dalam media baik media
cetak maupun elektronik. Penelitian juga tidak harus berangkat dari masalah,
tetapi dari potensi. Potensi tersebut dapat berkembang menjadi masalah karena
potensi tersebut tidak dapat didayagunakan. Sebagai contoh, pada tempat
tertentu terdapat sumber minyak, tetapi karena kita tidak dapat
mengekploitasinya, maka sumber minyak itu bisa menjadi masalah.
Setelah
masalah yang dikemukakan belum dapat diatasi, dan mungkin ada potensi yang
belum dapat didayagunakan, maka perlu dilakukan penelitian. Jadi dalam latar
belakang masalah ini intinya berisi tentang jawaban atas pertanyaan, mengapa
perlu dilakukan penelitian.
2.
Fokus
Penelitian
Pada
penelitian kualitatif, penentuan fokus
berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh
pembimbing atau orang yang dipandang ahli. Fokus dalam penelitian ini juga
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.
3.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut, selanjutnya dibuat
rumusan masalahnya. Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian, yang
jawabannya didapatkan
melalui penelitian. Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti
untuk penjelajahan pada obyek yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini
tidak sesuai dengan kondisi obyek penelitian, maka peneliti perlu menganti
rumusan masalah penelitiannya.
Rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan variabel penelitian, yang
bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan kemungkinan apa yang
terjadi pada obyek/situasi sosial
penelitian tersebut.
4.
Tujuan
Penelitian
Secara
umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan
pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui.
Dengan metode kualitatif, maka peneliti dapat menemukan pemahaman luas dan
mendalam terhadap situasi sosial
yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat
ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi
teori.
Tujuan
penelitian dalam proposal penelitian
kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
berada dilapangan. Dalam proposal tujuan penelitian terkait dengan rumusan
masalah, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu setelah rumusan masalah itu
terjawab melalui pengumpulan data. Dengan demikian kalau rumusan masalahnya
adalah “Bagaimanakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu
tentang arti dan makna manajemen”, maka tujuan penelitiannya adalah untuk
mengetahui pemahaman
orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen.
5.
Manfaat
Penelitian
Setiap
penelitian diharapkan memiliki manfaaat. Manfaat tersebut bisa bersifat
teoritas, dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih
bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak
manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat
menemukan teori, maka akan berguna
untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala.
2.3.1.2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berkaitan
dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya,
dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2008:398) terdapat tiga kriteria
terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi,
kemutakhiran, dan keaslian.
Relevansi berarti teori yang dikemukakan
sesuai dengan permaslahan yang diteliti. Kalau yang diteliti masalah
kepemimpinan, maka teori yang dikemukakan berkenaan dengan kepemimpinan, bukan
teori sikap atau motivasi. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori
atau referensi yang digunakan. Pada umumnya referensi yang sudah lebih dari
lima tahun diterbitkan dianggap kurang mutakhir. Penggunaan jurnal atau
internet sebagai referensi untuk mengemukakan landasan teori lebih diutamakan.
Keaslian terkait dengan keaslian sumber, maksudnya supaya peneliti menggunakan
sumber aslinya dalam mengemukakan teori. Jangan sampai peneliti mengutip dari
kutipan orang lain, dan sebaiknya dicari sumber aslinya.
Dengan dikemukakan landasan teori
dan nilai-nilai
budaya yang ada pada konteks sosial yang diteliti, maka hal ini merupakan indikator bagi peneliti,
apakah peneliti memiliki wawasan yang luas atau tidak terhadap situasi sosial
yang diteliti. Validasi awal bagi peneliti kulitatif adalah seberapa jauh
kemampuan peneliti mendeskripsikan teori-teori yang terkait dengan bidang dan
konteks sosial yang diteliti.
Dalam landasan teori ini perlu
dikemukakan definisi setiap fokus yang akan diteliti, ruang lingkup keluasan
serta kedalamannya. Dalam definisi perlu dikemukakan definisi-definisi yang
sejalan maupun yang tidak sejalan.
Dengan demikian maka landasan teori yang dikemukakan semakin kuat.
Dalam penelitian kualitatif,
teori yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berkembang atau berubah
setelah peneliti berada dilapangan. Selanjutnya dalam landasan teori, tidak
perlu dibuat kerangka berfikir sebagai dasar untuk perumusan hipotesis, karena
dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji hipotesis, tetapi justru menemukan
hipotesis.
2.3.1.3. Metode Penelitian
Komponen dalam metode penelitian
kualitatif adalah Alasan
menggunakan metode kulitatif, Tempat penelitian, Instrumen penelitian, Sampel
sumber data penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik analisi data dan
Rencana pengujian keabsahan data.
1.
Metode
dan alasan menggunakan metode kulitatif
Dalam
hal ini perlu dikemukakan, mengapa
metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pada
umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas,
holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kualitatif dengan
instrumen seperti test, kuesioner, atau
pedoman wawancara. Selain itu penelitian bermaksud memahami situasi sosial
secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.
2.
Tempat
Penelitian
Dalam
hal ini perlu dikemukakan tempat dimana situasi sosial tersebut akan diteliti.
Misalnya di sekolah, di perpustakaan, di lembaga pemerintah, di jalan, di rumah dan lain-lain.
3.
Instrumen
Penelitian
Dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri
atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi
instrumen penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus jelas
peneliti akan menggunakan instrumen, instrumen yang akan digunakan perlu
dikemukakan pada bagian ini.
4.
Sampel
Sumber Data
Dalam
penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball
sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal masih bersifat
sementara, dan akan berkembang kemudian setelah penelitian di lapangan. Sampel
sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang yang power
dan otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga mampu
”membukakan pintu” kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.
Dalam bukunya Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat
Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan
suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain
lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai
informan sebaiknya yang memenuhi kriteria
sebagai berikut.
1.
Mereka
yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekedar diketahui,
tetapi juga dihayatinya.
2.
Mereka
yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti.
3.
Mereka
yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
4.
Mereka
yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.
5.
Mereka
yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga
lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
Siapa
yang dijadikan sampel sumber data, dan berapa jumlahnya dapat diketahui setelah
penelitian selesai. Jadi tidak dapat disiapkan sejak awal atau dalam proposal.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Pada
bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan
data yang utama adalah observasi partisipan,
wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi. Perlu dikemukakan
kalau teknik pengumpulan datanya dengan observasi, maka perlu dikemukakan pula apa yang diobservasi,
kalau wawancara, kepada siapa akan melakukan wawancara.
6.
Teknik
Analisis Data
Dalam
penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersama dengan
pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki
lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya
dengan analisis domain. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan
data dengan minitour question, analisis
data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan
adalah pertanyaan struktural,
analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis komponensial
dilanjutkan analisis tema.
Jadi
analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dilakukan secara interaktif
melalui proses data reduction, data
display, dan verification. Sedangkan
menurut Spradley dilakukan secara berurutan, melalui proses
analisis domain, taksonomi, komponen sosial, dan tema budaya.
7.
Rencana
Pengujian Keabsahan Data
Dalam
proposal perlu dikemukakan rencana uji keabsahan data yang akan dilakukan. Uji
keabsahan data meliputi, uji kredibilitas data (validitas internal), uji
dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/
generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). Namun yang utama
adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, meningkatkan ketekunan, trianggulasi,
diskusi dengan teman sejawat, member
check, dan analisis kasus negatif.
2.3.1.4. Organisasi Penelitian dan Jadwal Penelitian
2.3.1.4.1.
Organisasi
Organisasi
penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh tim. Dalam
organisasi penelitian ini terdiri atas, Ketua Tim Peneliti, beberapa anggota peneliti,
pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan
uraian tugas dan waktu yang tersedia.
2.3.1.4.2.
Jadwal
Penelitian
Pada
umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama, antara 6 bulan
samapai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan penelitian.
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan.
2.3.1.5. Pembiayaan
Biaya merupakan hal yang sangat
penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat
profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko
kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti,
serta lamanya penelitian dilakukan.
Biaya penelitian pada umumnya 60% digunakan untuk tenaga, dan 40% untuk
penunjang seperti bahan, alat, transportasi,
sewa alat-alat komputer, dan lain-lain. Semua biaya yang dibutuhkan
perlu diuraikan secara rinci.
GAMBAR 2
CONTOH JADWAL PENELITIAN
KUALITATIF
NO
|
KEGIATAN
|
BULAN KE
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||||||
1
|
Penyusunan proposal
|
||||||||||||
2
|
Diskusi proposal
|
||||||||||||
3
|
Memasuki lapangan, grandtour
dan minitour guestion
|
||||||||||||
4
|
Menentukan fokus minitour
question, analisis taksonomi
|
||||||||||||
5
|
Tahap selection,
structural question, analisis
komponensial
|
||||||||||||
6
|
Menentukan tema, analisis tema
|
||||||||||||
7
|
Uji keabsahan data
|
||||||||||||
8
|
Pembuatan draf laporan penelitian
|
||||||||||||
9
|
Diskusi draf laporan
|
||||||||||||
10
|
Penyempurnaan laporan
|
2.3. Proposal Penelitian Kuantitatif
Rancangan
atau proposal penelitian
merupakan
pedoman
yang berisi
langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun
rancangan penelitian,
perlu
diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan
yang menghambat terlaksananya penelitian.
Menurut Sugiyono (2008:383) rancangan penelitian harus dibuat secara
sistematis dan logis sehingga
dapat dijadikan pedoman
yang betul-betul
mudah diikuti. Rancangan penelitian
yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen
utama, yaitu Permasalahan, Landasan
Teori
dan Pengajuan
Hipotesis,
Metode
Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian. Penelitian
kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti pada gambar 3 berikut.
GAMBAR 3
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Identifikasi
Masalah
C. Batasan
Masalah
D. Rumusan
Masalah
E. Tujuan
Penelitian
F. Kegunaan
Hasil Penelitian
ll LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi
Teori
B. Kerangka
Berflkir
C. Hipotesis
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
B. Populasi
Dan Sampel
C. lnstrumen
Penelitian
D. Teknik
Pengumpulan data
E. Teknik
Analisis Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi
Penelitian
B. Jadwal
Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
|
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
2.3.1. Pendahuluan
2.3.1.1. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang
sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu obyek
penelitian, tetapi dalam peristiwa
itu, sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada,
baik standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam
latar belakang ini, peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga
permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat
menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan
menuliskan mengapa hal
ini perlu diteliti.
2.3.1.2. Indentifikasi Masalah
Untuk dapat mengidentifikasi
masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek
yang diteliti, melakukan
observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat
diidentifikasikan.
Berdasarkan berbagai permasalahan
yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah
dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana
di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh
positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah
tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
2.3.1.3. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan,
waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara
lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti.
Untuk itu
maka peneliti memberi
batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel
apa saja yang akan diteliti,
serta bagaimana hubungan
variabel satu dengan
variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka
selanjutnya dapat
dirumuskan masalah penelitian.
2.3.1.4. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan
diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana
hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab
secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam bab
rumusan masalah, sebaiknya
rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Jadi pola pikir dalam
merumuskan masalah itu ada empat tahapan,
mulai dari latar belakang sampai terbentuknya rumusan masalah.
2.3.1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan
erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya: Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A? maka tujuan
penelitiannya adalah ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di
sekolah A. Rumusan
masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan
penelitian.
2.3.1.6. Kegunaan Hasil
Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan
dampak dari tercapainya
tujuan.
Kalau tujuan penelitian
dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya untuk apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal
yaitu:
1.
Kegunaan
untuk mengembangkan ilmu/kegunaan
teoritis.
2.
Kegunaan
praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi
masalah yang ada pada obyek yang diteliti.
2.3.2.
Landasan Teori, Kerangka Berfikir Dan Pengajuan Hipotesis
2.3.2.1. Deskripsi Teori
Deskripsi
teori adalah, teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis),
dan penyusunan instrumen
penelitian.
Teori-teori
yang digunakan bukan sekedar pendapat dari
pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji
kebenarannya secara empiris. Di sini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti.
Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau
variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori yang dikemukakan juga ada
lima.
2.3.2.2. Kerangka Berfikir
Kerangka
berfikir
merupakan
model konseptual
tentang bagaimana
teori berhubungan dengan
berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting.
Kerangka
berfikir
yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel
independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka juga perlu
dijelaskan,
mengapa
variabel
itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk
paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka berfikir.
Kerangka
berfikir
dalam suatu penelitian
perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau
lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah
variabel
atau lebih
secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi
teoritis untuk masing-masing
variabel,
juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Penelitian
yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis
yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis
penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan
kerangka berfikir.
Kerangka
berflkir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan
maupun komparatit/perbandingan.
Kerangka berfikir
asosiatif dapat menggunakan kalimat: Jika
begini
maka akan begitu; jika komitmen kerja
guru
tinggi, maka produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan
baik (positif). Maka kebocoran anggaran akan
berkurang (negatif).
2.3.2.3. Hipotesis Penelitian
Karena
hipotesis
merupakan
jawaban sementara
terhadap
rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak
untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir. Kalau ada rumusan
masalah penelitian
seperti: Kalau rumusan
masalahnya: Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai?, kerangka berfikirnya “Jika kepemimpinannya baik, maka
motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya
adalah: Ada
pengaruh yang tinggi/rendah dan
signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
Bila
rumusan masalah berbunyi adakah “perbedaan kinerja sekolah antara sekolah yang
menggunakan teknologi tinggi dan rendah?”
selanjutnya kerangka berfilkir
berbunyi “Karena sekolah A menggunakan teknologi tinggi, maka kinerjanya lebih tinggi bila
dibandingkan dengan sekolah
B yang penggunaan
teknologinya rendah,” maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat perbedaan kinerja
yang signifikan antara sekolah A dan B, atau kinerja sekolah A lebih tinggi bila dibandingkan dengan sekolah B.”
2.3.3.
Prosedur
Penelitian
2.3.3.1.
Metode
Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah
dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Untuk itu di bagian ini
perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.
2.3.3.2.
Papulasi
dan sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan
populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan
digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan
sebagai sumber data harus
representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random
sampai jumlah
tertentu.
2.3.3.3.
lnstrumen
Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk
mengukur suatu gejala akan
menggunakan instrumen penelitian. Jumlah
instrumen yang akan
digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan
menggunakan Iima
instrumen.
Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada
setiap jenis instrumen (Likert, dll), prosedur pengujian validitas
dan reliabilitas instrumen.
2.3.3.4.
Teknik
pengumpulan data
Yang diperlukan di sini adalah
teknik
pengumpulan
data mana yang paling tepat,
sehingga
betul-betul
didapat data yang valid dan
reliabel.
Jangan semua teknik pengumpulan data (angket, observasi, wawancara)
dicantumkan kalau sekiranya
tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan data
itu adalah setiap teknik
pengumpulan
data yang dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang
lengkap dan obyektif penggunaan
berbagai
teknik
sangat diperlukan, tetapi bila satu teknik di pandang mencukupi maka teknik yang lain bila
digunakan akan menjadi tidak efisien.
2.3.3.5.
Teknik
Analisis Data
Untuk penelitian dengan
pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk
hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik statistik mana yang
digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat
hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi
kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka sulit membuat generalisasi,
sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan,
tidak dapat berlaku untuk populasi.
2.3.4.
Organisasi
Dan Jadwal Penelitian
2.3.4.1.
Organisasi
Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan
oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi pelaksana penelitian.
Minimal ada ketua yang bertanggungjawab dan anggota sebagai pembantu ketua.
2.3.4.2.
Jadwal Penelitian
Setiap rancangan perlu
dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan
apa saja yang dilakukan dan berapa lama akan dilakukan. Contoh:
GAMBAR 4
CONTOH JADWAL PENELITIAN
NO
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Penyusunan proposal
|
||||||||||||
2
|
Penyusunan instrumen
|
||||||||||||
3
|
Seminar proposal dan instrumen penelitian
|
||||||||||||
4
|
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen
|
||||||||||||
5
|
Penentuan sampel
|
||||||||||||
6
|
Pengumpulan data
|
||||||||||||
7
|
Analisis data
|
||||||||||||
8
|
Pembuatan draf laporan
|
||||||||||||
9
|
Seminar laporan
|
||||||||||||
10
|
Penyempurnaan laporan
|
||||||||||||
11
|
Penggandaan laporan penelitian
|
2.3.5.
BIAYA
PENELITIAN
Biaya merupakan hal yang sangat
penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat
profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan
dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti serta lamanya
penelitian dilakukan. Biaya penelitian pada umumnya 60% digunakan untuk tenaga,
dan 40% untuk penunjang seperti bahan, alat, transportasi, sewa alat-alat
komputer. Semua biaya yang dibutuhkan perlu di uraikan secara rinci.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Proposal
penelitian merupakan cetak biru dari keseluruhan proses penelitian yang akan
dilakukan. Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya sangat menentukan
apakah penelitian yang akan dilakukan itu layak atau tidak. Sehubungan dengan
hal tersebut, penyusunan proposal penelitian harus dilakukan secara cermat
serta memenuhi kaidah ilmiah dan administratif yang dipersyaratkan.
Persyaratan
kaidah ilmiah dalam penyusunan proposal penelitian hakikatnya bergantung pada
tingkat kedalaman
penelitian itu sendiri, sedangkan persyaratan administratif ditentukan oleh
lembaga atau institusi yang berkepentingan dengan pelaksanaan penelitian itu.
Kaidah ilmiah dan persyaratan administratif inilah yang menyebabkan format
proposal penelitian berbeda kategorinya (untuk tujuan penelitian yang
berbeda-beda).
Jadi
perbedaan utama antara proposal yang menggunakna metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan
sudah baku, dan yang kualitatif masih bersifat umum dan sementara.
3.2. Saran
Dalam penyusunan
proposal hendaknya dikerjakan secara teliti, dan sesuai sistematika yang dianjurkan
supaya penelitian yang dilakukan terjamin keabsahanya.
DAFAR PUSTAKA
Anonim. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online. Kbbi.web.id. diakses
pada tanggal 24 Maret 2018, pukul 14.42 WIB. Pekalongan.
Dalman,
H. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sanusi,
Anwar. 2011. Metodologi Penelitian
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono.
2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8692340335696596"
crossorigin="anonymous"></script>
No comments:
Post a Comment