Wednesday, April 4, 2018

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF









PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen  Pengampu: Lita Dwi Ariyanti, M. Pd



Oleh :
Ariska Yulianti putri            2012116037
Nur Hidayah                          2012116038
Ahmad Muzaki                     2012116039


KELAS A
D3 PEBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2018

KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Penyusunan Proposal Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi dan junjungan kita, Nabi Muhammad saw, serta keluarga dan sahabatnya.
            Penyusunan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas semester 4 pada mata kuliah Metodologi Penelitian dengan Dosen Pengampu Lita Dwi Ariyanti, M. Pd di IAIN Pekalongan.
Kami telah berupaya menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Disamping itu, apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


                                                                         Pekalongan, 25 Maret 2018
 
                                                                                                                        Penyusun






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................   ii  
DAFTAR ISI.......................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................   1
1.1    Latar belakang....................................................................................   1
1.2    Rumusan masalah...............................................................................   2
1.3    Tujuan penulisan.................................................................................   2
BAB II PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN........................................   3
2.1  Pengertian proposal.............................................................................   3
2.2  Jenis-jenis proposal.............................................................................   3
2.3  Proposal Penelitian Kualitatif .............................................................   4
2.4  Proposal Penelitian Kuantitatif............................................................   14
BAB III PENUTUP............................................................................................   24
3.1  Kesimpulan.........................................................................................   24
3.2  Saran...................................................................................................   24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................   25





BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi tujuan yang telah disepakati bersama. Dalam kegiatan itu tentunya ada hal yang harus melengkapi sebagai prasyarat yang bisa memudahkan dalam menjalankan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal itu disebut sebagai proposal.
Proposal dibuat sebagai rancangan atau rencana terhadap kegiatan yang akan dijalankan nantinya walaupun terkadang dari perencanaan tersebut masih ada beberapa yang nanti kemungkinan kurang sesuai dengan apa yang dilakukan ketika dilapangan. Selain sebagai rancangan suatu kegiatan proposal juga merupakan sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau kelompok) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.
Tetapi juga perlu di garis bawahi, bahwa penulisan proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap perencanaan. Penulisan proposal adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap-tahap sebelumnya. Jadi sebenarnya proposal memang hanya sekedar rancangan yang tidak begitu mendetail terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin pesat perkembangannya, dan kebutuhan dalam pembuatan proposal yang dibutuhkan dalam beberapa hal dalam kehidupan sehari-hari, maka pembuatan proposal perlu diperhatikan agar dalam penulisanya dapat tersusun secara efektif dan mudah untuk dipahami. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk membahas teknik pembuatan proposal yang baik dan benar.

1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka terbentuuklah rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1.      Apa pengertian dan jenis-jenis proposal?
1.2.2.      Bagaimana mekanisme penyusunan proposal kualitatif dan kuantitatif?

1.3.       Tujuan Penulisan
1.3.1.      Mengetahui tentang pengertian dan jenis-jenis proposal.
1.3.2.      Mengethui tentang mekanisme penyusunan proposal kualitatif dan kuantitatif.


BAB II
PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
(Kualitatif dan Kuantitatif)

2.1.    Pengertian Proposal
Menurut Dalman (2013:177) bahwa proposal merupakan rencana penelitian yang berisi judul/topik yang diangkat dalam penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka/landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis (jika ada), metode penelitian populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang dipaparkan secara sistematis sebagai pedoman untuk melaksanakan penelitian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:899) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Dalam hal ini, rencana yang di maksud bisa berupa rencana penelitian dan rencana kegiatan.
2.2. Jenis-jenis Proposal
Menurut Dalman (2013:180), jika dilihat dari segi tujuan dan kepentingannya, pada dasarnya proposal terbagi menjadi empat jenis yaitu:
1.         Proposal bisnis, adalah rencana bisnis atau usaha yang akan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermitra dalam hal perencanaan pendirian suatu usaha baru atau pengembangan usaha yang sudah ada.
2.         Proposal proyek, adalah rencana proyek yang disusun oleh tim pembuat proposal untuk mendapatkan kucuran dana dari pihak donatur sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan.
3.         Proposal penelitian, adalah rencana atau rancangan penelitian yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang yang akan melakukan penelitian ilmiah dengan menaati peraturan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
4.         Proposal kegiatan, adalah rencana kegiatan yang disusun oleh panitia kegiatan untuk mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak ketiga dan pihak terkait.
Sedangkan pada umumya, proposal penelitian di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.         Proposal penelitian kualitatif, adalah rencana penelitian dengan menggunakan metode penelistian kualitatif.
2.         Proposal kuantitatif, adalah rencana penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.

2.3. Proposal Penelitian Kualitatif
Menurut Sugiyono (2008:393) dalam metode kualitatif yang berpandang bahwa realitas dipandang sesuai holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian/situasi sosial. Oleh karena itu proposal penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan seperti sesorang yang merencanakan piknik. Yang direncanakan  dalam piknik adalah baru tempat-tempat yang akan dikunjungi, dan apa yang ingin diketahui lebih dalam dari tempat tersebut, akan tergantung pada situasi setelah seseorang berada ditempat piknik tersebut. Hal ini berarti proposal penelitian kualitatif berisi garis-garis besar rencana yang mungkin akan dilakukan.
2.3.1.      Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dan sistematika dalam proposal penelitian kualitatif tidak berbeda jauh dengan penelitian kuantitatif. Setelah dilapangan mungkin masalah, fokus teori, teknik pengumpulan data, analisis data, bahkan judul penelitian bisa berubah.
Menurut Sugiyono (2008:394) komponen dalam proposal penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas, pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian, organisasi penelitian, biaya penelitian. Komponen dalam proposal tersebut dapat disusun ke dalam bentuk sistematika proposal seperti pada gambar 1 berikut.
GAMBAR 1
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
I.                    PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
b.       Fokus Penelitian
c.        Rumusan Masalah
d.       Tujuan Penelitian
e.        Manfaat Penelitan

II.                  STUDI KEPUSTAKAAN
a.        ...................................................
b.        ...................................................
c.         ...................................................

III.               PROSEDUR PENELITIAN
a.       Metode dan Alasan Menggunakan Metode
b.       Tempat Penelitian
c.        Instrumen Penelitian
d.       Sampel Seumber Data
e.        Teknik Pengumpulan Data
f.        Teknik Analisis Data
g.        Rencana Pengujian Keabsahan Data
IV.                ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
a.       Organisasi Penelitian
b.       Jadwal Penelitian
V.                  BIAYA YANG DIPERLUKAN
 














2.3.1.1.     Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah ini bersifat sementara, namun perlu dikemukakan dalam proposal penelitian. Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, penyimpangan antara teori dengan praktek, penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, penyimpangan antara tujuan dengan hasil yang dicapai, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang terjadi. Setiap masalah pasti ada yang melatar belakangi. Mobil diparkir  ditengah jalan akan menjadi masalah karena jalan dipakai untuk lalu lintas, tetapi apabila jalan tersebut  sudah merupakan jalan yang mati/tidak dipakai, maka tidak akan menjadi masalah.
Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga  terlihat adanya kesenjangan  yang merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data. Misalnya kegagalan transmigrasi menjadi masalah, maka perlu ditunjukan berapa orang yang gagal dari tahun ke tahun.
Masalah yang dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari studi pendahuluan, dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap kredibel dalam media baik media cetak maupun elektronik. Penelitian juga tidak harus berangkat dari masalah, tetapi dari potensi. Potensi tersebut dapat berkembang menjadi masalah karena potensi tersebut tidak dapat didayagunakan. Sebagai contoh, pada tempat tertentu terdapat sumber minyak, tetapi karena kita tidak dapat mengekploitasinya, maka sumber minyak itu bisa menjadi masalah.
Setelah masalah yang dikemukakan belum dapat diatasi, dan mungkin ada potensi yang belum dapat didayagunakan, maka perlu dilakukan penelitian. Jadi dalam latar belakang masalah ini intinya berisi tentang jawaban atas pertanyaan, mengapa perlu dilakukan penelitian.

2.      Fokus Penelitian
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli. Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.

3.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut, selanjutnya dibuat rumusan masalahnya. Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian, yang jawabannya didapatkan melalui penelitian. Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk penjelajahan pada obyek yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini tidak sesuai dengan kondisi obyek penelitian, maka peneliti perlu menganti rumusan masalah penelitiannya.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan variabel penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan kemungkinan apa yang terjadi pada obyek/situasi sosial penelitian tersebut.

4.      Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka peneliti dapat menemukan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi teori.
Tujuan penelitian dalam  proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. Dalam proposal tujuan penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu setelah rumusan masalah itu terjawab melalui pengumpulan data. Dengan demikian kalau rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen”, maka tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen.

5.      Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritas, dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala.

2.3.1.2.    Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2008:398) terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan  sesuai dengan permaslahan yang diteliti. Kalau yang diteliti masalah kepemimpinan, maka teori yang dikemukakan berkenaan dengan kepemimpinan, bukan teori sikap atau motivasi. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Pada umumnya referensi yang sudah lebih dari lima tahun diterbitkan dianggap kurang mutakhir. Penggunaan jurnal atau internet sebagai referensi untuk mengemukakan landasan teori lebih diutamakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber, maksudnya supaya peneliti menggunakan sumber aslinya dalam mengemukakan teori. Jangan sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain, dan sebaiknya dicari sumber aslinya.
Dengan dikemukakan landasan teori dan nilai-nilai budaya yang ada pada konteks sosial yang diteliti, maka hal ini merupakan indikator bagi peneliti, apakah peneliti memiliki wawasan yang luas atau tidak terhadap situasi sosial yang diteliti. Validasi awal bagi peneliti kulitatif adalah seberapa jauh kemampuan peneliti mendeskripsikan teori-teori yang terkait dengan bidang dan konteks sosial yang diteliti.
Dalam landasan teori ini perlu dikemukakan definisi setiap fokus yang akan diteliti, ruang lingkup keluasan serta kedalamannya. Dalam definisi perlu dikemukakan definisi-definisi yang sejalan maupun yang tidak sejalan. Dengan demikian maka landasan teori yang dikemukakan semakin kuat.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berkembang atau berubah setelah peneliti berada dilapangan. Selanjutnya dalam landasan teori, tidak perlu dibuat kerangka berfikir sebagai dasar untuk perumusan hipotesis, karena dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji hipotesis, tetapi justru menemukan hipotesis.

2.3.1.3.    Metode Penelitian
Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah Alasan menggunakan metode kulitatif, Tempat penelitian, Instrumen penelitian, Sampel sumber data penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik analisi data dan Rencana pengujian keabsahan data.
1.      Metode dan alasan menggunakan metode kulitatif
Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kualitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner, atau pedoman wawancara. Selain itu penelitian bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

2.      Tempat Penelitian
Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat dimana situasi sosial tersebut akan diteliti. Misalnya di sekolah, di perpustakaan, di lembaga pemerintah, di jalan, di rumah dan lain-lain.

3.      Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus jelas peneliti akan menggunakan instrumen, instrumen yang akan digunakan perlu dikemukakan pada bagian ini.

4.      Sampel Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah penelitian di lapangan. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih orang yang power dan otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga mampu ”membukakan pintu” kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.
Dalam bukunya Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.        Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2.        Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.
3.        Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
4.        Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.
5.        Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.
Siapa yang dijadikan sampel sumber data, dan berapa jumlahnya dapat diketahui setelah penelitian selesai. Jadi tidak dapat disiapkan sejak awal atau dalam proposal.
5.      Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi. Perlu dikemukakan kalau teknik pengumpulan datanya dengan observasi, maka perlu dikemukakan pula apa yang diobservasi, kalau wawancara, kepada siapa akan melakukan wawancara.

6.      Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersama dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan struktural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis komponensial dilanjutkan analisis tema.
Jadi analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display, dan verification. Sedangkan menurut Spradley dilakukan secara berurutan, melalui proses analisis domain, taksonomi, komponen sosial, dan tema budaya.

7.      Rencana Pengujian Keabsahan Data
Dalam proposal perlu dikemukakan rencana uji keabsahan data yang akan dilakukan. Uji keabsahan data meliputi, uji kredibilitas data (validitas internal), uji dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/ generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). Namun yang utama adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, member check, dan analisis kasus negatif.

2.3.1.4.    Organisasi Penelitian dan Jadwal Penelitian
2.3.1.4.1.        Organisasi
Organisasi penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh tim. Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas, Ketua Tim Peneliti, beberapa anggota peneliti, pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan uraian tugas dan waktu yang tersedia.

2.3.1.4.2.        Jadwal Penelitian
Pada umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama, antara 6 bulan samapai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan penelitian. Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan.

2.3.1.5.    Pembiayaan
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian  dilakukan. Biaya penelitian pada umumnya 60% digunakan untuk tenaga, dan 40% untuk penunjang seperti bahan, alat, transportasi, sewa alat-alat komputer, dan lain-lain. Semua biaya yang dibutuhkan perlu diuraikan secara rinci.
GAMBAR 2
CONTOH JADWAL PENELITIAN KUALITATIF
NO
KEGIATAN
BULAN KE
1
2
3
4
5
6
7
8




1
Penyusunan proposal












2
Diskusi proposal












3
Memasuki lapangan, grandtour dan minitour guestion












4
Menentukan fokus minitour question, analisis taksonomi












5
Tahap selection, structural question, analisis komponensial












6
Menentukan tema, analisis tema












7
Uji keabsahan data












8
Pembuatan draf laporan penelitian












9
Diskusi draf laporan












10
Penyempurnaan laporan













2.3. Proposal Penelitian Kuantitatif
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Menurut Sugiyono (2008:383) rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian. Penelitian kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti pada gambar 3 berikut.
GAMBAR 3
I. PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Identifikasi Masalah
C.      Batasan Masalah
D.      Rumusan Masalah
E.       Tujuan Penelitian
F.       Kegunaan Hasil Penelitian
ll LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.      Deskripsi Teori
B.      Kerangka Berflkir
C.      Hipotesis
III. PROSEDUR PENELITIAN
A.      Metode
B.      Populasi Dan Sampel
C.      lnstrumen Penelitian
D.      Teknik Pengumpulan data
E.       Teknik Analisis Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A.      Organisasi Penelitian
B.      Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

2.3.1.  Pendahuluan
2.3.1.1.     Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
2.3.1.2.    Indentifikasi Masalah
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasikan.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
2.3.1.3.    Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.
2.3.1.4.    Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam bab rumusan masalah, sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Jadi pola pikir dalam merumuskan masalah itu ada empat tahapan, mulai dari latar belakang sampai terbentuknya rumusan masalah.
2.3.1.5.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya: Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A? maka tujuan penelitiannya adalah ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah A. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
2.3.1.6.     Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya untuk apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu:
1.             Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis.
2.             Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.

2.3.2.      Landasan Teori, Kerangka Berfikir Dan Pengajuan Hipotesis

2.3.2.1.    Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah, teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori yang dikemukakan juga ada lima.

2.3.2.2.    Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.
Kerangka berflkir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatit/perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat: Jika begini maka akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positif). Maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).

2.3.2.3.    Hipotesis Penelitian
Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: Kalau rumusan masalahnya: Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai?, kerangka berfikirnya “Jika kepemimpinannya baik, maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya adalah: Ada pengaruh yang tinggi/rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.
Bila rumusan masalah berbunyi adakah “perbedaan kinerja sekolah antara sekolah yang menggunakan teknologi tinggi dan rendah? selanjutnya kerangka berfilkir berbunyi “Karena sekolah A menggunakan teknologi tinggi, maka kinerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan sekolah B yang penggunaan teknologinya rendah,” maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara sekolah A dan B, atau kinerja sekolah A lebih tinggi bila dibandingkan dengan sekolah B.”

2.3.3.      Prosedur Penelitian
2.3.3.1.    Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.
2.3.3.2.    Papulasi dan sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.
2.3.3.3.    lnstrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan Iima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen (Likert, dll), prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
2.3.3.4.    Teknik pengumpulan data
Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan data itu adalah setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan, tetapi bila satu teknik di pandang mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.
2.3.3.5.    Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.
2.3.4.      Organisasi Dan Jadwal Penelitian
2.3.4.1.    Organisasi Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggungjawab dan anggota sebagai pembantu ketua.
2.3.4.2.    Jadwal Penelitian
Setiap rancangan perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang dilakukan dan berapa lama akan dilakukan. Contoh:
GAMBAR 4
CONTOH JADWAL PENELITIAN

NO
KEGIATAN
MINGGU KE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
1
Penyusunan proposal












2
Penyusunan instrumen












3
Seminar proposal dan instrumen penelitian












4
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen












5
Penentuan sampel












6
Pengumpulan data












7
Analisis data












8
Pembuatan draf laporan












9
Seminar laporan












10
Penyempurnaan laporan












11
Penggandaan laporan penelitian













2.3.5.      BIAYA PENELITIAN
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti serta lamanya penelitian dilakukan. Biaya penelitian pada umumnya 60% digunakan untuk tenaga, dan 40% untuk penunjang seperti bahan, alat, transportasi, sewa alat-alat komputer. Semua biaya yang dibutuhkan perlu di uraikan secara rinci.




BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Proposal penelitian merupakan cetak biru dari keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya sangat menentukan apakah penelitian yang akan dilakukan itu layak atau tidak. Sehubungan dengan hal tersebut, penyusunan proposal penelitian harus dilakukan secara cermat serta memenuhi kaidah ilmiah dan administratif yang dipersyaratkan.
Persyaratan kaidah ilmiah dalam penyusunan proposal penelitian hakikatnya bergantung pada tingkat kedalaman penelitian itu sendiri, sedangkan persyaratan administratif ditentukan oleh lembaga atau institusi yang berkepentingan dengan pelaksanaan penelitian itu. Kaidah ilmiah dan persyaratan administratif inilah yang menyebabkan format proposal penelitian berbeda kategorinya (untuk tujuan penelitian yang berbeda-beda).
Jadi perbedaan utama antara proposal yang menggunakna metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan yang kualitatif masih bersifat umum dan sementara.
3.2. Saran
            Dalam penyusunan proposal hendaknya dikerjakan secara teliti, dan sesuai sistematika yang dianjurkan supaya penelitian yang dilakukan terjamin keabsahanya.



DAFAR PUSTAKA

Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kbbi.web.id. diakses pada tanggal 24 Maret 2018, pukul 14.42 WIB. Pekalongan.
Dalman, H. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.



<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8692340335696596"
     crossorigin="anonymous"></script>

No comments:

Post a Comment